Tuesday, August 7, 2007

Nasionalisme adalah orang yang punya kesempatan besar memperkaya diri lewat korupsi tetapi tidak melakukannya. Sebagian orang bilang ini bodoh, saya bilang ini nasionalisme.

- Andoko, 46 tahun, Jakarta
Berkarya sebagai guru Bahasa Indonesia wujud nasionalismeku. Memperkuat "akar" kebangsaan sekaligus mendampingi pembelajar muda memahami dunia tugasku sebagai guru. Bangga rasanya jadi elemen pencerdas bangsa. Agar garuda-garuda Indonesia dapat mengepakkan "sayap" menggapai cita-citanya dan tetap berdiri tegak sebagai orang Indonesia.

- Adven Sarbani, 24 tahun, Jember
Saya sekarang bekerja di kantor organisasi asing selalu pakai baju batik lengan pendek.
Saya heran juga liat orang2 pake jas, di Indonesia khan panas? apa cocok?
Mudah2 an ditiru banyak orang supaya pengrajin batik tambah laku.


- Gesit Mulia Putra, 36 Tahun, Jakarta
Sebagai penanggungjawab di kantor cabang, saya berusaha memberikan layanan yang terbaik, cepat dan maksimal kepada masyarakat yang ingin berkonsultasi. Saya hilangkan birokrasi yang berbelit-belit dan high cost. Nasionalisme kupupuk dengan menjadi lebih profesional dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan.


- Yessie Marisa, 31 Tahun, Makassar
Saya tetep setia di depan TV, walaupun Ananda crash, Yendri Pitoy memungut bola dari gawangnya berkali-kali, Taufik kena smash terus, atau M. Rahman dihajar habis-habisan. Tak ada kejadian apapun yang membuat saya berhenti mendukung pejuang indonesia.

- Ali Husen, 18 tahun, Bandung
Di saat teman-teman lain mengganti nama negara asal mereka di website Friendster atau Myspace, saya tetap menulis INDONESIA sebagai negara asal.
I Love Indonesia dan bangga menjadi bagian dari Indonesia, terserah orang luar mau bilang apa!

- Tara, 19 tahun, Jakarta