Thursday, August 16, 2007

Nasionalisme berarti setia menanggung capek, lelah dan kadang-kadang ngantuk saat menunggui anak semata wayangku berlatih tari Jawa kreasi baru. Semua itu nggak ada artinya dibanding melihat kaki mungilnya menari-nari lincah. Apalagi, saat melihat binar matanya ketika
pentas. Saat itulah aku tahu bibit nasionalisme mulai tertanam dalam hatinya yang masih sepolos kertas putih.

- Mariani Sutanto, 35 tahun, Yogyakarta